belajar IPA yang menarik

Written By Dhani oktaviar on Sunday, April 24, 2011 | 10:24 PM

Fenomena siswa kurang tertarik pada mata pelajaran IPA dapat dilihat dari menurunnya kemampuan untuk berinteraksi secara positif pada proses pembelajaran. Siswa kurang berani bertanya, tidak mencoba menyampaikan pendapat, saran, sanggahan dan sebagainya.

Hal ini dipertegas oleh Abimanyu bahwa kepercayaan diri siswa menurun karena sejumlah hal. Pertama, guru cenderung dominan (teacher-centered), banyak ceramah dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi lebih aktif. Kedua, latar belakang kehidupan siswa dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang belum terbiasa dalam mengemukakan pertanyaan dan gagasan. Ketiga, perasaan sungkan dan, keempat, rasa takut salah karena siswa tidak menguasai materi pelajaran.

Tanpa menempatkan siswa sebagai fokus pembelajaran (student-centered) dan tanpa pendekatan kooperatif, pembelajaran menjadi monoton dan bersifat satu arah. Siswa, pada akhirnya, cepat merasa bosan. Kecenderungan ini tidaklah disebabkan oleh faktor guru semata. Lemahnya daya dukung sarana dan terlalu banyaknya target materi, juga menjadi penyebab lain. Oleh karena itu, metode kooperatif yang didukung dengan media pembelajaran yang representatif dan dikemas dalam variasi

kegiatan belajar yang disesuaikan dengan dunia siswa, menjadi sebuah alternatif pembelajaran. Siswa saya terbukti kembali 'melirik' atau mencintai mata pelajaran IPA dengan lebih antusias. Apa yang saya lakukan cukup sederhana. Agar lebih interaktif dalam proses belajar, saya mencoba membaca situasi serta keinginan siswa sebelum memilih strategi belajar. Targetnya adalah agar siswa dapat belajar dengan nyaman dan tertarik. Sesuai dengan kecenderungan zaman, saya coba melibatkan media belajar yang digandrungi siswa.
Media dimaksud adalah ICT (Information Communication Technology) dalam bentuk komputer. Belajar IPA dapat menggunakan Power Point dari Microsoft Office yang dipadukan dengan musik, gambar dan animasi menarik. Komputer juga menjadi media ice-breaking yang sedang trend dan disukai siswa. Tentu saja ice-breaking ini mesti memiliki kesesuaian dengan tema pembelajaran yang sedang berlangsung sekaligus menjadi hiburan untuk merefresh rasa penat saat belajar. Pemanfaatan media Power Point yang diramu secara padu dengan musik dan gambar yang menarik ternyata menarik minat belajar siswa.

Alternatif teknik pembelajaran dengan pendekatan yang lebih akrab dengan dunia siswa ini membuat siswa lebih menyenangi dan mencintai mata pelajaran IPA secara wajar, alami dan lebih bermakna. Siswa tampak menikmati keterlibatan langsung dalam menggunakan komputer untuk aplikasi pengolahan kata, gambar dan data sederhana. Dalam membuat laporan atau grafik, siswa dapat membuatnya dengan lebih menarik. Ini menjadi tantangan sendiri bagi siswa.
Ketidakpuasan yang pasti dialami siswa pada proses pembelajaran seperti ini. Ini justeru memacu siswa untuk mencari cara lain sehingga mereka dapat menggunakan fasilitas komputer dengan lebih baik dan tak hanya mengenalnya sebagai alat ketik elektronik saja. Sebenarnya, media TIK telah digunakan sejak agak lama di SMP Negeri 2 Rawamerta. Hanya saja, ketika itu TIK hanya digunakan untuk sarana komunikasi dalam rapat atau presentasi suatu program. Kemudian sarana tersebut dipadukan, dengan bimbingan dari guru TIK, untuk memandu siswa dalam menggunakan komputer sebagai sarana pendukung dalam proses pembelajaran.
Secara tidak langsung siswa mendapat dua keuntungan: mengalami proses pembelajaran IPA yang menarik dan mendapatkan keterampilan untuk menggunakan komputer. Dalam konteks ini, pelatihan integrasi TIK yang dilaksanakan oleh DBE3 pada bulan Mei 2010 memiliki makna strategis. Dengan pelibatan ICT dalam proses pembelajaran, kegiatan belajar menjadi lebih terarah, kondusif dan sangat menyenangkan.*** 

oleh: Mulyana S. Atmaja 
http://inovasipendidikan.net/  

No comments:

Post a Comment