Powered By Blogger
free counters

Followers

Menangani Anak Cerdas Berkesulitan Belajar

Written By Dhani oktaviar on Wednesday, September 1, 2010 | 11:59 AM


Dalam keseharian di sekolah, memang anak tersebut menunjukkan kondisi sebagai berikut:
(1)   Dia mengalami kesulitan untuk bereaksi pada situasi berbeda dari rutinitas yang berbeda dari sebelumnya, sehingga sering kali kesulitan menyesuaikan dengan situasi baru.
(2)   Anak ini cenderung kurang fleksibel dalam menghadapi masalah.
(3)   Kurang cepat bereaksi, khususnya dalam bidang bahasa, dan perbendaharaan kata yang dimiliki masih terbatas.
(4)   Keterampilan mengorganisasinya tidak baik, bahkan rak lemari dia di sekolah selalu kotor. (5) Perilakunya kadang pasif atau agresif dan kadang kala anak ini sangat cemerlang, lalu berubah seperti anak bodoh.

Orang tuanya merasa anaknya sangat cerdas sehingga kesannya sekolah belum optimal menanganinya. Sedangkan menurut pengamatan kami situasi di rumah belum kondusif untuk pengembangan potensi anak. Bagaimana saya sebagai guru harus bertindak dan saran apa yang bisa dilakukan oleh saya sebagai guru di sekolah dan orang tua anak di rumah?
Anak-anak yang memiliki keunggulan kemampuan kinerjanya tinggi membutuhkan program pendidikan yang dibedakan dan/atau pelayanan yang lebih daripada yang diberikan oleh program sekolah regular. Hal ini dimaksudkan supaya memberikan kontribusi nyata kepada dia sebagai diri sendiri dan anggota masyarakat.
Anak-anak dengan kemampuan kinerja yang tinggi mempunyai prestasi yang ditunjukkan dalam beberapa bidang berikut, baik satu atau dalam kombinasi kemampuan intelektual umum, kepemimpinan, prestasi akademik khusus, visual dan penampilan seni, berpikir kreatif dan kemampuan psikomotor. Itu dapat diasumsikan bahwa penggunaan kriteria ini untuk mengidentifikasi pada kecerdasan dan keberbakatan yang akan mencakup minimum 3 sampai 5 persen dari populasi anak-anak usia sekolah.
Kesulitan belajar diartikan sebagai suatu hambatan dalam satu atau lebih dari proses psikologi dasar yang meliputi dalam pemahaman atau penggunaan bahasa, bicara atau menulis. Ini dapat ditunjukkan dalam suatu hambatan kemampuan untuk mendengar, berpikir, bicara membaca, menulis, mengeja atau melakukan hitungan matematika. Istilah ini tidak mencakup anak-anak yang mempunyai masalah belajar yang terutama diakibatkan oleh ketunanetraan, tunarungu atau hambatan motorik, tunagrahita, hambatan emosi atau lingkungan, budaya atau ketidakberuntungan ekonomi.
Beberapa anak gifted yang berkesulitan belajar cenderung lamban dan memerlukan banyak waktu untuk bereaksi terhadap stimulan tertentu, khususnya dalam situasi testing. Hal ini karena hampir semua tes distandardisasi, dan anak-anak yang bekerjanya lamban cenderung nilainya berkurang. Dengan demikian skor secara keseluruhan dari anak-anak gifted berkesulitan belajar tidak dapat merefleksikan kemampuan mereka yang sebenarnya.
Di sisi lain, anak-anak gifted berkesulitan belajar, pada hakikatnya mempunyai keinginan yang sama untuk hidup dalam suatu dunia yang mempunyai satu aturan hukum yang tidak berubah-ubah. Oleh karena itu, dalam menangani anak-anak ini harus konsisten dan sesuai dengan keunggulan yang anak miliki. Anak-anak ini memerlukan motivasi yang konsisten untuk mencapai berbagai hal yang dikerjakan. Anak yang mempunyai keunggulan matematika biasanya lebih efektif belajar melalui proses fisikal dan visual (penglihatan) daripada melalui proses verbal atau lisan. Anak-anak ini biasanya unggul dalam salah satu, matematika atau membaca, tetapi tidak keduanya.

Selanjutnya aktivitas yang bisa dilaksanakan oleh orang tua dan guru dalam membimbing anak gifted berkesulitan belajar adalah sebagai berikut:
(1) Menciptakan lingkungan belajar dan media belajar yang tidak menakutkan hati anak.
(2.) Menanyakan pada anak, apakah Anda dapat membantu mereka? Mengingat, anak-anak yang cemerlang ini mempunyai wawasan kedalam masalah-masalah belajar mereka sendiri.
(3) Evaluasi menjadi suatu alat pembelajaran yang sangat menentukan ketika menghadapi anak-anak gifted berkesulitan belajar.
(4) Memotivasi dan mengajarkan cara menerapkan apa yang telah dipelajari, sebaik kemampuan dia dalam memecahkan masalah, belajar dan berpikir mandiri. Membantu anak untuk menjadi lebih memahami keunggulan dirinya daripada di luar dirinya yang masih ada dan belum mandiri.
(5) Menyediakan banyak material pembelajaran adaptif, seperti: ruang sumber belajar/ kepustakaan, komputer, alat perekam, material bahasa, papan tulis dan overhead projectors atau LCD.
(6) Bekerja secara konsisten untuk meningkatkan komunikasi melalui bicara, telefon, mencatat, permainan huruf/abjad dan menulis surat.
(7) Mencoba untuk membuktikan harga diri anak-anak, dengan menunjukkan fakta tentang keberhasilan yang telah dilakukan dan dokumen kemajuan yang telah dicapai. Sehingga semakin meyakinkan dan memberikan bukti pada keunggulannya.
(8) Memberikan perhatian yang positif pada anak, agar anak gifted berkesulitan belajar mengetahui perbedaan dengan teman sebayanya.
(9) Mengembangkan tanggung jawab di rumah sebaik di sekolah. Tidak menggunakan tanggungjawab sebagai suatu hukuman untuk perilaku yang jelek. Misalnya, "Jika anak tidak menghentikan perilaku negatif tertentu, minggu depan anak harus membersihkan ruang Anda sebanyak lima kali.
(10) Menegakkan suatu sikap pada anak yang mengatakan, "Saya tidak ingin menyerah bersaing positif dengan anak lain".
11:59 AM | 0 comments | Read More